Di era digital saat ini, fleksibilitas dalam bekerja menjadi kebutuhan utama. Tidak jarang banyak profesional memilih untuk bekerja dari luar kantor, salah satunya dengan membawa laptop ke warung kopi (warkop). Suasana santai, ditambah aroma kopi yang khas, memberikan pengalaman bekerja yang berbeda sekaligus menyenangkan.

Pengalaman bekerja dengan laptop di warkop membuka ruang bagi saya untuk merenungkan sebuah ucapan yang baru-baru ini saya dengar: “Jabatan adalah cara untuk mendapatkan uang yang banyak.” Ucapan sederhana tersebut terasa asing dan bahkan sedikit mengganggu pikiran saya.

Secara umum, jabatan dalam dunia kerja dipahami sebagai hasil dari dedikasi, kompetensi, dan tanggung jawab yang diemban seseorang. Jabatan adalah amanah yang memberikan kesempatan bagi pemegangnya untuk berkontribusi secara signifikan dalam organisasi atau masyarakat. Namun, jika jabatan hanya dipandang sebagai alat untuk memperoleh penghasilan tinggi, maka nilai-nilai etika, tanggung jawab sosial, dan integritas bisa saja terabaikan.

Saya merasa bahwa mindset seperti ini sangat berbahaya, terutama di zaman sekarang yang semakin kompetitif dan penuh tekanan. Saat jabatan hanya dilihat sebagai jalur cepat menuju kekayaan, risiko penyalahgunaan wewenang dan korupsi meningkat, serta produktivitas dan kualitas kerja menurun. Akibatnya, lingkungan kerja menjadi tidak sehat dan tujuan organisasi menjadi kabur.

Di sisi lain, bekerja di tempat yang nyaman seperti warkop dengan laptop di tangan mengingatkan saya bahwa lingkungan yang mendukung dapat membantu menjaga fokus dan semangat kerja. Selain itu, suasana santai memungkinkan pikiran menjadi lebih jernih sehingga nilai-nilai kemanusiaan dan profesionalisme dapat dijunjung tinggi dalam setiap aktivitas.

Kesimpulannya, di era modern ini, jabatan seharusnya tidak semata-mata dinilai dari segi materi atau penghasilan yang diperoleh. Jabatan adalah sebuah tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan penuh integritas dan dedikasi. Uang adalah hasil yang wajar dari kerja keras dan kontribusi bermakna, bukan tujuan utama yang mengaburkan visi dan nilai-nilai moral.

Leave a Comment